Sistem awan
dikendalikan oleh gerak udara vertikal akibat konveksi, efek orografi,
konvergensi dan front. Klasifikasi awan berdasarkan pada metode formasinya/mekanisme
gerak vertikal dibagi atas awan stratiform dan awan cumuliform.
a.
Stratiform
Awan ini menyebabkan hujan kontinyu yang disebabkan oleh kenaikan udara skala makro oleh front atau konvergensi atau topografi. Daerah hujan cukup luas, intensitas hujan kecil dari gerimis sampai hujan sedang, updraft dalam awan ini mencakup daerah yang luas tapi lemah. Awan stratiform tumbuh dengan lambat dan arus vertikalnya menyebar dalam area yang luas.
b. Cumuliform
Awan ini menyebabkan hujan lokal yang disebabkan oleh konveksi yang terletak dalam udara labil. Cumuliform menyebabkan hujan deras (shower). Awan cumuliform mempunyai arus vertikal yang kuat dan terjadi dalam area yang kecil.
Di Indonesia banyak dijumpai jenis awan cumulus sedangkan di negara Eropa dan daerah dingin lainnya lebih banyak ditemui jenis awan Stratus (St).
Awan ini menyebabkan hujan kontinyu yang disebabkan oleh kenaikan udara skala makro oleh front atau konvergensi atau topografi. Daerah hujan cukup luas, intensitas hujan kecil dari gerimis sampai hujan sedang, updraft dalam awan ini mencakup daerah yang luas tapi lemah. Awan stratiform tumbuh dengan lambat dan arus vertikalnya menyebar dalam area yang luas.
b. Cumuliform
Awan ini menyebabkan hujan lokal yang disebabkan oleh konveksi yang terletak dalam udara labil. Cumuliform menyebabkan hujan deras (shower). Awan cumuliform mempunyai arus vertikal yang kuat dan terjadi dalam area yang kecil.
Di Indonesia banyak dijumpai jenis awan cumulus sedangkan di negara Eropa dan daerah dingin lainnya lebih banyak ditemui jenis awan Stratus (St).
Awan dapat
pula diklasifikasikan menurut ketinggian dasar awannya, yaitu:
- Awan rendah, mempunyai ketinggian dasar awan dari permukaan tanah sampai 2 km, misalnya Stratus (St), Stratocumulus (Sc), Nimbostratus (Ns).
- Awan menengah, mempunyai ketinggian dasar awan antara 2-7 km, misalnya Altocumulus (Ac), Altostratus (As).
- Awan tinggi, mempunyai ketinggian dasar awan 7 km atau lebih, misalnya Cirrus (Ci), Cirrocumulus (Cc), Cirrostratus (Cs).
Gambar 1. Klasifikasi awan
Tinggi awan adalah dasar atau puncak awan, yaitu jarak observasi terhadap paras awan. Tinggi dasar awan merupakan faktor penting untuk menentukan jenis awan. Dasar atau puncak awan dapat diukur dari permukaan laut. Pengamat melaporkan tinggi dasar dan puncak awan.
Pengamatan menunjukkan bahwa tinggi awan bervariasi, mulai dari dekat permukaan sampai mencapai ketinggian 8 km di daerah kutub, 14 km di lintang menengah dan 18 km di daerah tropis (Tabel 1). Ketinggian atmosfer di mana awan terbentuk dapat dibagi menjadi tiga lapisan: tinggi, menengah dan rendah. Ketiga lapisan ini mempunyai ketinggian berbeda tergantung lintang geografi.
Pada saat gelap dan pengamat kesulitan mengidentifikasi awannya, pengamat dapat mengambil petunjuk dari tabel 2 untuk mengenali awan dari jenis presipitasinya.
Tabel 1.
Tinggi awan berdasarkan lintang geografi
Tabel 2.
Jenis presipitasi berdasarkan tipe awan
Gambar 2. Tata cara melihat tinggi awan
Awan dalam laporan sinoptik
Dalam berita sinop awan disajikan dalam simbol-simbol berikut : N, Nh, CL, h, CM CH, Ns, C, hs hs
Arti dari
masing-masing simbol tersebut adalah:
N : jumlah
semua awan yang menutupi langit, dinyatakan dalam perdelapan.
Contoh :
N = 8,
artinya 8/8 atau seluruh langit tertutup awan/ mendung
N = 4,
artinya setengah langit tertutup awan
Nh : jumlah
awan dengan tingginya dinyatakan dengan h dan dinyatakan dalam perdelapan.
Contoh :
Nh = 2,
artinya seperempat langit tertutup awan
CL : jenis awan rendah
Contoh :
CL = 1, berarti awan Cumulus himilis
CL = 2, berarti awan Cumulus congestus
CL =9,
berarti awan Cumulunimbus, biasanya disertai atau tak disertai cumulus,
stratocumulus, stratocumulus, stratus, cumulunimbus yang tak berlandasan.
h : jumlah
awan rendah
CM :
jenis awan menengah
Contoh :
CM
= 2, berarti awan Altosratus tebal/ Nimbostratus
CM = 3, berarti awan Altocumulus
tipis dalam satu lapisan.
CH : jenis awan
tinggi
Contoh :
CH
= 1, berarti awan Cirrus halus seperti bulu ayam
CH = 2, berarti awan Cirrus
padat
Ns : Bagian langit yang tertutup lapisan awan tersendiri (dari jenis awan yang C)
C : jenis awan pada lapisan-lapisan.
Contoh :
8 = awan Cumulus (Cu)
6 = awan Stratocumulus (Sc)
4 = awan Altostratus (As)
hs hs : tinggi dasar lapisan awan/ puncak awan yang terlihat dari stasiun yang ditunjukkan oleh jenis awan yang dilaporkan.
Contoh :
14 = 420 meter
40 = 1200 meter
Jenis-Jenis Awan
Ns : Bagian langit yang tertutup lapisan awan tersendiri (dari jenis awan yang C)
C : jenis awan pada lapisan-lapisan.
Contoh :
8 = awan Cumulus (Cu)
6 = awan Stratocumulus (Sc)
4 = awan Altostratus (As)
hs hs : tinggi dasar lapisan awan/ puncak awan yang terlihat dari stasiun yang ditunjukkan oleh jenis awan yang dilaporkan.
Contoh :
14 = 420 meter
40 = 1200 meter
Jenis-Jenis Awan
Cumulonimbus (Cb)
Cumulonimbus
(Cb) berbentuk gundukan besar, ganas dan menjulang lebih besar dibandingkan
dengan Cumulus, tetapi pada bagian bawahnya lebih kecil dibandingkan dengan di
atasnya. Dasarnya berwarna abu-abu sampai kehitam-hitaman. Puncaknya ada yang
berserabut tampak seperti jambul, ada pula yang berbentuk landasan tempa. Dari
dasar puncaknya dapat mencapai 15 km atau ketinggian tropopause.
Gambar 3. Awan Cumulonimbus
Dari awan Cumulonimbus dapat terjadi batu es,guntur, kilat dan hujan karenanya sering disebut awan guntur. Cumulonimbus dapat menimbulkan hujan deras dan kadang disertai angin kencang tetapi dalam waktu pendek sekitar 30 menit. Satu-satunya awan yang dapat menghasilkan energi listrik di dalam awan ini.
Cumulus (Cu)
Berbentuk gundukan yang menjulang ke atas; puncaknya bergumpal seperti kol bunga dan warnanya putih. Bagian dasarnya rata dan warnanya agak kehitaman lebih gelap dibandingkan dengan warna bagian lainnya. Cumulus dapat hidup di mana-mana dan sering terlihat pada waktu udara cerah. Cumulus dapat menimbulkan hujan. Awan Cumulus (Cu) tumbuh vertikal.
Awan ini terbagi atas :
- Cumulus Humilis (CL=1), Cumulus kecil-kecil ukuran tinggi pendek daripada lebar dasarnya.
- Cumulus Mediocris (CL=2), ukuran tinggi sedang tingginya lebih panjang dari lebar dasarnya. Puncaknya berbentuk tonjolan kecil.
- Cumulus Congestus (CL=2), awan Cumulus yang mengalami perkembangan vertikal ke atas jelas dan tinggi dengan puncaknya berbentuk bunga kol.
Gambar 4. Awan Cumulus
Stratocumulus (Sc)
Awan
stratocumulus adalah awan rendah berbentuk lembaran-lembaran berwarna abu-abu
atau keputih-putihan atau campuran keduanya. Terdiri dari massa awan yang
bulat, gumpalannya nampak mengumpul/terpisah, dan elemen-elemennya tersusun
secara teratur. Awan yang tebal, luas, dan bergumpal-gumpal. Biasanya berbentuk
kubah kecil.
Gambar 5. Awan Stratocumulus
Stratus (St)
Stratus
berbentuk pipih datar atau terbentang melintang dekat permukaan bumi; warnanya
abu-bau sampai kecoklatan. Stratus sering terlihat di pegunungan pada pagi atau
sore hari. Kadang-kadang stratus terbentuk dari kabut yang terangkat pada waktu
ada sinaran matahari. Umumnya tak menimbulkan hujan.
Gambar 6. Awan stratus
Altocumulus
memiliki dasar awan yang lebih tinggi daripada stratocumulus (Sc). Awan Ac
terlihat berserakan merata bergumpal-gumpal berwarna putih dan hitam. Jika
ketebalannya cukup, awan Ac dapat menghasilkan hujan.
Gambar 7. Awan Altocumulus
Altostratus
(As)
Awan
altostratus adalah awan menengah yang merata dan dapat berupa lapisan-lapisan
yang tebal. Pada musim hujan awan As dapat menyebabkan hujan merata, ringan
sampai sedang dan berlangsung terus-menerus. Awan ini dapat menghasilkan
presipitasi ringan dan virga (hujan yang tak sampai ke tanah). Altostratus
dapat terjadi dari awan Nimbostratus yang menipis atau Cirrostratus yang
menipis kemudian merendah sampai lapisan awan menengah. Altostratus
merata akibat adanya gerak udara vertikal yang naik perlahan-lahan sampai
lapisan menengah.
Gambar 8. Awan Altostratus
Tabel 5.
Jenis-jenis awan menengah
Cirrus (Ci)
Cirrus letaknya paling tinggi di antara letak awan lain. Cirrus berwarna putih, bentuknya ada yang garis lurus dan seperti kail. Biasanya tampak pada waktu langit cerah Awan tinggi dengan ciri-ciri tipis, berserat seperti bulu burung. Pada awan ini terdapat kristal es.
Gambar 9. Awan Cirrus
Cirrocumulus (Cc)
Awan Cirrocumulus adalah awan tinggi yang bentuknya mirip dengan Stratocumulus dan Altocumulus namun bulat-bulatannya lebih kecil.
Gambar 10. Awan Cirrocumulus
Cirrostratus (Cs)
Awan
Cirrostratus adalah satu-satunya yang bisa memberi efek gelang yang dinamakan halo.Bila
gelang terlihat besar berarti cuacanya cerah. Bila gelang terlihat besar
maka cuacanya cerah. Bila gelang kecil awan cirrus menjadi gelap dan menjadi
Cirrostratus, pertanda akan terjadi hujan. Efek gelang terjadi karena awan ini
terbentuk dari partikel-partikel es dan membelokkan sinar matahari sebesar 22
derajat.
Gambar 11. Awan Cirrostratus